Get me outta here!

Sabtu, 22 November 2014

let's move on

 
hai gan,,
kata siapa move on itu sulit ?
gampang kok ,, tinggal pikirkan, emang penting buat meratapi nasib ?
jangan meratapi penderitaan yang kalian hadapi, kalo kalian seperti itu terus kapan hidup kalian bakalan maju ?

nahh ,, bagi para galauers yang susaaah banget buat move on ,, let's move on bareng saya.
saya juga remaja yang susah banget buat move on ,, *tapiitudulu.
bagi kalian yang habis putus cinta atau yang baru diselingkuhin pacar, jangan memperpanjang kesedihan dengan ngurung diri di kamar dan nangis seharian. gak akan ada gunanya!
emang setelah kalian ngurung diri dan nangis mantan kalian bakalan kembali ? saya pikir gak !

let's move on ,, tenangkan fikiran kalian masing-masing, pikirin bahwa seseorang yang membuat kalian menangis berarti seseorang yang tidak pantas berada di tempat yang special di hati kalian.
dan bagi para pelajar yang habis putus cinta jangan galau atau apapunlah , fikirkan bahwa sekarang adalah waktunya kita untuk belajar dan memperbaiki prestasi kita di sekolah. itu akan lebih baik daripada kita meratapi nasib karena putus cinta.

asal kalian tau,, kalo kalian gak move on. kalian bakalan gak semangat buat belajar dan ini berakibat d\buruk bagi nilai-nilai kita di sekolah. bisa disimpulkan dengan move on kita bakalan jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

ingatlah dibalik masalah yang kita hadapi akan ada pelajaran berharga yang akan kita dapatkan ,,, 
cayooo .. move on !!!!
 

 
 

mimpi itu penting


                                                       
Ada begitu banyak rencana di kepala.
ide-ide yang ingin kuwujudkan dan mimpi-mimpi yang ingin ku raih.banyak langkah untuk menggapai semua itu, tak lupa dengan do’a yang mengalir dalam hidup.sebagian bahkan seluruh orang pasti punya mimpi-mimpi yang ingin di capai di hidupnya, mempunya cara tersendiri untuk meraihnya. bukan hanya duduk berpangku tangan danb menunggu mimpi itu datang, tapi perlu usaha yang maksimal untuk mendapatkannya. jika orang di dunua ini tak mempunyai mimpi apa tujuan kalian hidup ?
kau tau mengapa aku punya mimpi dalam hidupku ?
mimpi itu penting kawan,,
bagiku mimpi menjaga semangat untuk terus tumbuh,
mimpi membuat langkah semakin terarah mengejar masa depan,
mimpi itu menghadirkan keyakinan,
mimpi menemani diri menerpa segala hambatan,
itulah alasan mengapa aku punya mimpi,
mimpi tak seremeh yang kalian fikirkan,
kau akan begitu berharganya sebuah usaha dalam menggapai mimpimu itu ,,
ingat ,,
mimpi yang bukan sekedar mimpi
tapi sebuah harapan untuk sebuah kehidupan.. :)

Sabtu, 01 November 2014

Makalah Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang atas berkat rahmat, dan hidayah-Nya, kami telah menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini kami susun sebagai sarana belajar siswa kelas XII Program Emercy. Materi dalam makalah ini adalah Resensi.
Ucapan trimakasih kepada pembimbing kami Pak Sulkhi Aziz sebagai guru Bahasa Indonesia dan kawan kawan kami yang sudah membantu kami dalam penyusunan makalah kami ini.
Akhirnya, kami berharap makalah ini dapat membantu meningkatkan prestasi belajar para siswa. Segala tanggapan atau kritik dari berbagai pihak kami terima dengan senang hati demi perbaikan penyajian makalah ini.



Benda, September 2014


   Penulis                 

BAB I
PENDAHULUAN

I.     Latar Belakang
Untuk mengetahui informasi dari sebuah buku, kita dapat memperolehnya melalui membaca resensi buku tersebut. Kolom resensi ini biasanya termuat dalam surat kabar atau majalah. Buku yang diresensi merupakan buku yang baru diterbitkan. Melalui resensi, masyarakat pembaca dapat memperoleh informasi penting tidaknya buku itu dibaca dengan berbagai keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada buku tersebut.
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Didalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam makalah ini akan dibahas segala sesuatu tentang resensi yaitu pengertian atau definisi, tujuan, batasan resensi dan sebagainya.
II.   Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penyusun, maka pembahasan “resensi” pada makalah ini dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1.      Pengertian resensi
2.      Bidang garapan resensi
3.      Tujuan resensi
4.      Cara meresensi sebuah buku
III. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan dibuatlah rumusan masalah sebagai berikut:
1.  Apa itu pengertian dari resensi ?
2. Apa saja bidang garapan resensi ?
3. Apa tujuan dari resensi ?
4. Bagaimana cara meresensi sebuah buku ?
IV. Tujuan Pembahasan
1.      Mendiskripsikan kepada pembaca tentang pengertian resensi
2.      Mendeskripsikan kepada pembaca tentang bidang garapan resensi
3.      Mendeskripsikan kepada pembaca tentang tujuan resensi
4.      Mendeskripsikan kepada pembaca tentang cara meresensi sebuah buku
V. Metode pembahasan
            Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, kami menggunakan metode kajian pustaka. Tidak hanya itu kami juga mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional, yaitu internet.
BAB II
ISI
Resensi

A.                     Pengertian Resensi
Kata “Resensi” berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Tiga istilah tersebut mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku.
Menurut “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984), “resensi adalah hasil pembahasan dan penilaian yang pendek tentang suatu karya tulis”1). Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.
Resensi merupakan salah satu bentuk tulisan jurnalistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan pertimbangan kepada pembaca mengenai sebuah buku yang baru diterbitkan. Secara sederhana, resensi dapat dianggap sebagai sebuah bentuk tulisan yang merupakan perpaduan antara ringkasan dan ikhtisar berisi penilaian, ringkasan isi buku, pembahasan, atau kritik terhadap suatu buku. Bentuk tulisan ini bergerak di subyektivitas presensinya dengan bekal pengetahuan yang dimilikinya tentang bidang itu.
WJS. Poerwadaminta (dalam Romli 2003:75) mengemukakan bahwa,“resensi secara bahasa sebagai pertimbangan dan perbincangan tentang sebuah buku yang menilai kelebihan atau kekurangan buku tersebut, menarik tidaknya tema isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayakn tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli”2). Perbincangaan buku tersebut dimuat di surat kabar atau majalah.
Saryono (1997:56) menjelaskan “resensi sebagai sebuah tulisan berupa esai dan bukan merupakan bagian suatu ulasan yang lebih besar mengenai sebuah buku. Isinya adalah laporan, ulasan dan pertimangan baik buruknya, kuat-lemahnya, baik-tidaknya, benar-salahnya, argumentatif-tidaknya buku tersebut. Tulisan tersebut didukung dengan ilustrasi buku yang diresensi, baik berupa foto buku atau foto kopi sampul buku”3).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  (2000), “resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian terhadap sebuah buku. Jadi, arti resensi mengarah kepada mengulas secara singkat, memberi penilaian, mengungkap, membahas, membandingkan, atau mengkritik sebuah buku”4). Sedangkan Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001 : 274)5). Dari pengertian tersebut muncul istilah lain dari kata resensi yaitu kata pertimbangan buku, pembicaraan buku, dan ulasan buku. Intinya membahas tentang isi sebuah buku baik berupa fiksi maupun nonfiksi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
B.              Bidang garapan resensi
Apakah hanya buku yang bisa diresensi? Sebenarnya bidang garapan resensi cukup luas. Apabila diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu
(a) buku, baik fiksi maupun nonfiksi;
(b) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset;
(c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
C.             Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi. Apa sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti berikut.
§  Siapa pengarangnya?
§  Mengapa ia menulis buku itu?
§   Apa pernyataannya?
§  Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?
§  Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan berikut:
§  Membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku;
§  Setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi;
§  Tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
   Selain memiliki tujuan-tujuan tersebut, resensi juga memiliki dasar-dasar resensi. Sebelum meresensi, peresensi perlu memahami dasar-dasar resensi. Apa sajakah dasar-dasarnya? Berikut ini penjelasannya.
a. Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu. Tujuan pengarang dapat diketahui dari kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Kemudian, dicari apakah tujuan itu direalisasikan dalam seluruh bagian buku.
b. Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
c. Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi sasarannya: selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa asalnya, dan sebagainya. Atas dasar itu, resensi yang dimuat surat kabar atau majalah tidak sama dengan yang dimuat pada surat kabar atau majalah yang lain.
d. Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi. Setiap media cetak ini mempunyai identitas, termasuk dalam visi dan misi. Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi ini akan tampak pada frekuensi jenis buku yang dimuat. Demikian pula, jenis buku yang dimuat biasanya sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah sastra tidak menampilkan resensi buku tentang teknik. Jenis buku yang dimuat pasti buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi. Demikian pula dengan majalah teknik dan filsafat. Selain itu, peresensi ada baiknya mengetahui media yang akan dituju, seperti surat kabar (nasional atau daerah), dan majalah (ilmiah, ilmiah populer, atau hiburan).
D.             Bagaimana Cara Menulis Resensi?
Menulis resensi berarti menyampaikan informasi mengenai ketepatan buku bagi pembaca. Di dalamnya disajikan berbagai ulasan mengenai buku tersebut dari berbagai segi. Ulasan ini dikaitkan dengan selera pembaca dalam upaya memenuhi kebutuhan akan bacaan yang dapat dijadikan acuan bagi kepentingannya. Dalam penulisan resensi dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut,
a. Penjajakan atau pengenalan terhadap buku yang diresensi.
§  Mulai dari tema buku yang diresensi, disertai deskripsi isi buku.
§   Siapa yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format, hingga harga.
§  Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan prestasi, buku atau karya apa saja yang ditulis, hingga mengapa ia menulis buku itu.
§  Buku itu termasuk golongan buku yang mana: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, atau sastra.
b. Membaca buku yang akan diresensi secara komprehensif, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami secara tepat dan akurat.
c. Menandai bagian-bagian buku yang diperhatikan secara khusus dan menentukan bagian-bagian yang dikutip untuk dijadikan data.
d. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.
e. Menentukan sikap dan menilai hal-hal berikut.
§  Organisasi atau kerangka penulisan; bagaimana hubungan antara bagian yang satu dan bagian yang lain, bagaimana sistematikanya, dan bagaimana dinamikanya.
§   Isi pernyataan; bagaimana bobot ide, analisis, penyajian data, dan kreativitas pemikirannya.
§  Bahasa; bagaimana ejaan yang disempurnakan diterapkan, kalimat dan penggunaan kata, terutama untuk buku ilmiah.
§  Aspek teknis; bagaimana tata letak, tata wajah, kerapian dan kebersihan, dan pencetakannya (banyak salah cetak atau tidak).
Sebelum menilai, alangkah baiknya jika terlebih dahulu dibuat semacam garis besar (outline) resensi itu. Outline ini sangat membantu kita ketika menulis. Mengoreksi dan merevisi hasil resensi dengan menggunakan dasar dan kriteria yang kita tentukan sebelumnya. Selain itu kita juga perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku. Apa saja unsur-unsur yang membangun resensi buku?
a. Membuat Judul Resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
b. Menyusun Data Buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
§  Judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan juga judul aslinya.);
§  Pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
§  Penerbit;
§  Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
§  Tebal buku;
§  Harga buku (jika diperlukan).
c. Membuat Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut:
§  Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
§  Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
§  Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
§  Memaparkan keunikan buku;
§  Merumuskan tema buku;
§  Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
§  Mengungkapkan kesan terhadap buku;
§  Memperkenalkan penerbit;
§  Mengajukan pertanyaan;
§  Membuka dialog.
d. Tubuh atau Isi Pernyataan Resensi Buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal berikut:
§  Sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
§  Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
§  Keunggulan buku;
§  Kelemahan buku;
§  Rumusan kerangka buku;
§  Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
§  Adanya kesalahan cetak
Pola Tulisan Resensi
Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
a. Meringkas (sinopsis) berarti menyajikan semua persoalan buku secara padat dan jelas.  Sebuah buku biasanya menyajikan banyak persoalan. Persoalan-persoalan itu sebaiknya diringkas. Untuk itu, perlu dipilih sejumlah masalah yang dianggap penting dan ditulis dalam suatu uraian yang bernas.
b. Menjabarkan (deskripsi) berarti mengungkapkan hal-hal menonjol dari sinopsis yang sudah dibuat. Jika perlu, bagian-bagian yang mendukung uraian itu dikutip.
c. Mengulas berarti menyajikan uraian sebagai berikut:
§ Isi pernyataan atau materi buku yang sudah dipadatkan dan dijabarkan kemudian diinterpretasikan;
§  Organisasi atau kerangka buku;
§  Bahasa;
§  Kesalahan cetak;
§ Membandingkan (komparasi) dengan buku-buku sejenis, baik karya pengarang sendiri maupun karya pengarang lain;
§ Menilai, mencakup kesan peresensi terhadap buku, terutama yang berkaitan dengan keunggulan dan kelemahan buku.
Bahasa Resensi
Bahasa resensi biasanya bernas (singkat-padat), tegas, dan tandas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, tidak panjang lebar (bertele-tele), dan tidak terlalu banyak coretan atau bekas hapusan.
Di samping itu, penyajian tulisan resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak dibaca. Tulisan yang menarik dan enak dibaca artinya enak dibaca baik oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca. Untuk itu, kita mengambil jarak. Jadikanlah diri kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi kita sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan dan kelemahan resensi kita.
BAB III
CONTOH SOAL

1.      Cermati ilustrasi berikut! (Soal UN 2012)
Novel “Bekisar Merah” dengan tokoh Sasi mengisahkan kehidupan penduduk Karangsogayang miskin. Pemaparan alam pedesaan sangat kuat. Tokoh cerita digambarkan melalui suara batinnya. Penulisannya sangat akrab dengan situasi pedesaan dan kemiskinan.
 Kalimat resensi yang menyatakan keunggulan novel tersebut adalah ….
a.       Penduduk Karangsoga yang miskin diangkat oleh penulis “Bekisar Merah” agar kita lebih paham memaknai kemiskinan.
b.      Novel ini mengisahkan tokoh-tokoh yang hidup di Karangsoga, termasuk Sasi yang hidup dalam kemiskinan.
c.       Novel ini menggambarkan batin tokoh-tokoh yang miskin yang tinggal di Karangsoga tempat tinggal penulis.
d.      “Bekisar Merah” perlu dibaca orang yang ingin mengentaskan kemiskinan karena batin orang miskin bisa dirasakan.
e.       Penulis yang akrab dengan alam pedesaan mampu mengangkat desa miskin Karangsoga melalui batin pelakunya dalam sebuah novel.
 Pembahasan:
 Keunggulan yang terdapat dalam penggalan novel tersebut  terdapat pada kalimat ke-2 ,  ke-3, dan ke-4. Jawaban A, B, dan C tidak berisi keunggulan atau kelebihan novel. Jawaban D lebih mirip simpulan resensi. Jadi, yang tepat jawaban terakhir.
Jawaban : E.
2. Bacalah kutipan resensi berikut dengan seksama! (Soal UN 2013)
Pertemuan Dua Hati, sebuah novel karya N.H. Dini yang diterbitkan oleh Gramedia tahun 1986, bercerita tentang Bu Suci, seorang guru yang mempunyai murid yang sulit diatur dan sering membuat kekacauan di sekolah. Bu Suci bertekad untuk mengembalikan Washito, si anak Bengal menjadi murid yang wajar. Namun ia mendapat masalah lain dari anaknya sendiri yang ternyata mengidap penyakit ayan. Dengan segala usahanya, akhirnya pada akhir tahun ajaran, Washito naik kelas dan menjadi siswa yang baik. Anak Bu Suci pun memperlihatkan tanda-tanda kesembuhan dan semakin membaik.
Kalimat resensi yang tepat sesuai dengan penjelasan tersebut adalah…
a.       Dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya N.H. Dini memperlihatkan dunia pendidikan.
b.      N.H. Dini dalam novel ini memberikan gambaran tentang dunia pendidikan di Indonesia.
c.       Seorang guru ideal Nampak pada tokoh Bu Suci dalam Novel Pertemuan Dua Hati karya N.H. Dini.
d.      Tema novel ini memperlihatkan kekuatannya untuk menjadi acuan bagi orangtua.
e.       Novel ini hendak memberitahukan bahwa tugas mendidik siswa tidaklah mudah.
Pembahasan :
Jawaban yang menggambarkan gambaran umum tentang isi buku pada orang lain terdapat pada jawaban D.
Jawaban : D.
3. Cermati data buku berikut!
Ulasan buku karya sastranegara ini tidak mendalam dan tidak teliti karena desakan waktu yang disediakan kepada penulisnya. Buku ini merupakan catatan kesan-kesan pertama seorang pembaca.
Kalimat resensi yang menyatakan kelemahan buku adalah...
  1. Penulis buku tidak teliti dan tidak mendalam mengulas masalah.
  2. Membaca, menikmati, dan menghayati cerpen sastranegara tidak sulit.
  3. Buku tersebut disusun karena desakan penerbit.
  4. Pengarang menceritakan secara mendetail karya cerpennya.
  5. Pengarang dengan leluasa mengungkapkan kesan pertamanya.
Pembahasan:
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan yang berisi penilaian baik-buruknya sebuah hasil karya sastra. Dari wacana tersebut kalimat resensi yang menyatakan kelemahan buku adalah "Penulis
buku tidak teliti dan tidak mendalam mengulas masalah".
Jawaban:A
4. Cermati ilustrasi berikut!
Judul novel                              : Lelaki Tua dan Laut/The Old Man and The Sea
Pengarang/Penerjemah            : Ernest Hemingway/Sapardi Djoko Damono
Penerbit                                               : PT Dunia Pustaka
...
Di sisi lain, untaian kata-kata Hemingway mengalir, mengayun membuai, menghempas membuat pengalaman tersendiri pada pembaca persis seperti gerakan ombak laut. Dengan kemampuannya, pembaca tanpa dipaksa seolah-olah sedang berhadapan dengan teror hiu yang ingin menguasai tangkapan ikan.
Kalimat resensi yang tepat untuk menyatakan keunggulan novel tersebut adalah ...
A.    Sedikit sekali penulis yang berani mengangkat ide cerita dari kaum pinggiran seperti nelayan. Namun, Hemingway berani mengangkatnya menjadi sebuah cerita yang penuh ketegangan ditinjau dari kekuatan bahasanya.
B.    Penulis agak lambat menciptakan ketegangan-ketegangan dalam cerita Pembaca menjadi kurang bergairah karena setting yang disuguhkan terlalu monoton, yaitu laut dan laut.
C.   Hemingway dan ketangkasannya berbahasa tak perlu diragukan lagi. Hanya saja, khusus pada novel ini tema yang diambil kurang menarik.
D.   Bahasa dan cara penuturan Hemingway pada novel ini sangat melompat-lompat persis alunan ombak laut yang mengguncang-guncang perahu.
E.    Meskipun buku ini banyak dibaca orang, terlihat banyak kekurangan tentang kebiasaan di laut yang mungkin Hemingway sendiri dapat merasakannya.
Pembahasan :
Dari ilustrasi pada soal dijelaskan bahwa penggunaan kata-kata Hemingway mampu meyakinkan pembaca seakan persis dalam kehidupan nyata. Jadi, kalimat resensi yang relevan dengan ilustrasi yang menyatakan keunggulan cerpen tersebut adalah :
Sedikit sekali penulis yang berani mengangkat ide cerita dari kaum pinggiran seperti nelayan. Namun, Hemingway berani mengangkatnya menjadi sebuah cerita yang penuh ketegangan ditinjau dari kekuatan bahasanya.
Jawaban : A
BAB VI
PENUTUP
KESIMPULAN

·      Kata “Resensi” berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja “revidere” atau “recensere” yang memiliki arti menimbang kembali, melihat dan menilai. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan review, sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah recensie. Resensi adalah tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, kelemahan, dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada masyarakat pembaca.
·      Ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik fiksi maupun nonfiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
· Meresensi buku memiliki bermacam-macam tujuan, diantaranya yaitu menyampaikan informasi kepada pembaca, berupaya memotivasi pembacanya, memperlihatkan kualitas buku, dan sebagainya.
·      Dalam menulis sebuah resensi hendaklah menggunakan bahasa yang denotatif karena ingin menyajikan fakta secara ilmiah dan objektif. Resensi harus menerapkan kaidah Ejaan yang Disempurnakan, pilihan dan bentukan kata yang tepat, kalimat yang efektif, dan paragraf yang padu dengan penalaran yang logis. Ada tiga pola tulisan resensi buku, yaitu meringkas, menjabarkan, dan mengulas.
DAFTAR PUSTAKA

·      Aisyah, Nenden Lilis. 2008. Aktif Berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia 3.  Solo: PT Wangsa Jatra Lestari.
·      Depdikbud.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.
·      www.google.com